(Manusia dan Keadilan)
http://hairararara.blogspot.com/2012/04/keadilan-di-indonesia.html
Sebagai
rakyat dari sebuah negara pastinya menginginkan suatu keadilan untuk dirinya.
bagaimana tidak, dinegara kita ini disebut-sebut sebagai negara hukum namun
masih saja terdapat ketidakadilan dimana-mana. Jabatan dan materi masih selalu
memegang peranan penting untuk mengendalikan sebuah keadilan.
Di Indonesia
sendiri memiliki HAM (Hak Asasi Manusia) yang sangat dijunjung tinggi, seperti
yang tertulis pada pasal 28 dalam Undang – Undang Dasar (UUD) yang berbunyi:
Pasal 28D ayat :
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
dihadapan hukum.
(2) Setiap
orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja.
dan layak dalam hubungan kerja.
(3) Setiap
warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
(4) Setiap
orang berhak atas status kewarganegaraan.
Selain dalam UUD keadilan juga
terdapat dalam dasar Negara Indonesia dalam sila ke-5 yang berbunyi “Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
"Dimanakah
letak keadilan itu?" Seperti yang sudah pernah kita saksikan di layar kaca
belum lama ini tentang pemberitaan kasus seorang anak pejabat yang
menghilangkan nyawa seseorang dapat bebas dengan begitu saja dari jeratan hukum
yang berlaku, sedangkan di lain kasus terdapat anak dari seorang rakyat biasa
yang terlibat perkelahian yang tanpa menghilangkan nyawa seseorang justru di
jerat dengan hukum.
"Apakah
ini semua terlihat adil?", "Pantaskah keadilan itu di pandang dari
derajat seseorang?", "Dimana hati nurani penegak hukum negara
ini?". Hukum di negara Indonesia ini bisa di ibaratkan dengan sebilah
pisau yang dapat di asumsikan "Tajam di bawah, Tumpul di atas".
Keadilan itu harus kita perjuangkan baik dengan meminta bantuan lembaga bantuan
hukum ataupun mengadukannya langsung ke orang nomor satu di Indonesia yang
berada di Istana Negara.
Dari
fenomena ini sesungguh sangat memprihatinkan dan ironis rasanya untuk menjadi
konsumsi masyarakat serta sudah sepantasnya hal ini mendapat sorotan khusus
untuk segera di benahi agar tidak berkepanjangan khususnya ini menjadi PR
(pekerjaan rumah) para petinggi negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar