(Manusia dan Penderitaan)
http://diliputnews.com/read/14427/di-usia-senja-masih-banting-tulang.html
Menikmati
hari tua tentunya memang indah bila yang merasakan dari kalangan berkecukupan
apa lagi menegah ke atas. Tidak perlu bekerja lagi, tidak perlu capek-capek
lagi intinya hanya tinggal menikmati hari tuanya saja bermain dengan cucu-cucu
dari anak-anak mereka.
Namun,
sungguh ironis rasanya bila melihat orang tua yang seharusnya bisa menikmati
hari tuanya masih saja harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemana
anak-anaknya? Apakah nenek itu benar-benar hidup sebatang kara sehingga masih
harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? Ternyata tidak,
nenek ini masih tinggal bersama dengan anak dan menantunya. Tapi mengapa nenek
ini masih harus bekerja.
Kisah
ini saya tuangkan dari apa yang pernah saya temui dalam kehidupan nyata. Nenek
yang berprofesi tukang urut ini masih harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri, karena apa? Karena menantunya yang bersikap tidak baik, tidak pernah
mengurusnya ketika anak dari nenek ini atau suami dari menantunya itu sedang
tidak berada dirumah. Sehingga nenek berkata hidup merupakan perjalanan yang
harus dijalani, usia tua tidak menjadi kendala jika Allah masih memberi hidayah
tenaga untuk mencari nafkah hidup asal jangan menengadahkan tangan, padahal
kita masih mampu bekerja.
Orang
setua itu sudah selayaknya mendapatkan kenyamanan dalam hidup, menikmati
masa-masa tua yang seharusnya tidak memikirkan lagi susahnya mencari uang, dan
mendapatkan kasih sayang dari keluarga di sekitarnya.