Kamis, 09 Mei 2013

Pelaksanaan UN Berantakan Tanggung Jawab Siapa?

(Manusia dan Tanggung Jawab serta Pengabdian)



   Belum lama ini negara kita dihebohkan dengan pemberitaan terkait kasus pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang berantakan. Semestinya pelaksanaan UN ini berlangsung secara serentak seperti dari tahun ke tahun, namun yang terjadi pada tahun 2013 ini menjadi terpisah pelaksanaannya khususnya untuk wilayah Indonesia bagian timur mengalami penundaan pelaksanaan UN yang dikarenakan belum sampainya pasokan soal-soal dari pusat. Sebenarnya ada apa ini? Kenapa hal semacam ini bisa sampai terjadi?.

            Seharusnya KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah dapat mempersiapkan segalanya secara matang, kenapa begitu? Karena kenyataannya UN ini bukan baru pertama kalinya dilaksanakan tetapi sudah bertahun-tahun namun mengapa hal bodoh seperti ini masih saja bisa terjadi. Akhirnya hal ini memicu anggota DPRD Sumba Barat Ngailu Toni, Sekretaris Komisi B DPRD Sumba Barat Riswan Ishak, Wakil Ketua DPRD Rote Ndao Adrianus Adu, dan anggota DPRD Rote Ndao Petrus J Pelle yang dihubungi terpisah, Kamis (18/4), berpendapat terkait masalah pelaksanaan UN di kedua daerah itu.

            Ngailu Toni mengatakan, UN tahun ini terkesan amburadul karena pencetakan soal yang dilakukan terpusat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh karena itu, pencetakan soal UN sebaiknya dilakukan di tingkat Provinsi NTT agar distribusinya tidak bermasalah. “Kenapa tidak dicetak di Kupang saja tapi harus di Jawa,” tanya Ngailu Toni. Sedangkan Riswan Ishak mengatakan, amburadulnya pelaksanaan UN harus disampaikan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Sumba Barat ke Dinas PPO NTT untuk diteruskan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta. Penyampaian itu dimaksudkan agar ke depan pencetakan naskah UN yang terpusat diubah.

             Pihaknya berharap agar masalah keterlambatan pelaksanaan UN tahun ini tidak terjadi pada tahun-tahun mendatang. “Jangan sampai terulang lagi karena akibat pergeseran jadwal pelaksanaan UN, membuat para peserta terganggu secara psikologis,” katanya. Kepala Dinas PPO Sumba Barat Semuel Umbu Awang mengatakan, pendapat yang didasarkan pada fakta-fakta ini merupakan masukan yang akan disampaikan ke jenjang yang lebih tinggi.

           Dari fenomena ini jelas yang harus bertanggung jawab penuh adalah KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), harus dipertanyakan kinerjanya mengapa sampai hal ini bisa terjadi. Hal ini harus disoroti oleh pemerintah dengan serius dan diselesaikan sampai tuntas jangan sampai kejadian ini terulang kembali ditahun-tahun berikutnya karena dalam kasus ini yang menjadi korban adalah siswa-siswa yang sudah cukup tegang untuk menghadapi UN tapi justru disepelekan seperti ini.

http://www.victorynews-media.com/regional/19/04/2013/masalah-ujian-nasional-tanggung-jawab-kemendikbud/

Guru Spiritual sebagai pandangan hidup

(Manusia dan Pandangan Hidup)



Pandangan hidup adalah suatu hal yang dijadikan sebagai pedoman dalam hidup. Setiap orang pastinya memiliki pandangan hidup untuk menjalani kehidupannya dengan aturan-aturan yang dia buat untuk memajukan kehidupannya. Tidak jarang juga orang yang datang ke orang-orang ‘pintar’ baik yang disebutnya sebagai ‘ustadz, kyai, pendeta, pandita atau bahkan dukun’ untuk dijadikannya sebagai guru spiritual. Guru spiritual ini dianggap sebagai orang yang dapat memberikan petunjuk, panduan dan pencerahaan dalam kehidupan seseorang.

Faktanya fenomena guru spiritual ini sudah terjadi sejak lama, namun saja belum lama ini baru menyeruak ke media massa tentang hebohnya perseteruan antara Adi Bing Slamet dengan mantan ‘guru spiritualnya’ yaitu Eyang Subur yang belakangan disebutnya sebagai dukun sehingga menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat.

Kira-kira seberapa penting kah peran guru spiritual dalam kehidupan dan karier kita?. Ya! Peran ‘guru spiritual’ jika kita perhatikan sepertinya sangatlah dominan, lihat saja pengakuan yang terlontar dari Adi Bing Slamet yang konon katanya diperas dan ditipu serta diminta melakukan hal-hal yang secara rasional tidak ada hubungannya dengan kesuksesan atau keberhasilan dalam kehidupan seseorang.

Hal ini jelas dapat kita simpulkan bahwa guru spiritual itu sebenarnya tidak kita perlukan, karena mereka itu sama saja layaknya seperti kita juga yang masih membutuhkan petunjuk, panduan dan pencerahan dalam menjalani kehidupan didunia ini bukan sebaliknya kita meminta semua itu kepada mereka. Untuk umat muslimin, kita sudah tahu pedoman umat islam itu adalah Al-qur’an beserta hadistnya. Dan untuk umat-umat beragama yang lainnya pasti masing-masing juga mempunyai kitab yang bisa dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani hidup. Jadi untuk apa lagi kita mencari-cari yang namanya guru spiritual untuk dijadikan sebagai pedoman?. Kembalilah ke jalan yang benar selama masih ada waktu.


http://sosbud.kompasiana.com/2013/03/26/seberapa-penting-peran-guru-spiritual-545448.html

Presiden Juga Bisa Gelisah

(Manusia dan Kegelisahan)

           
Setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya Gelisah. Karena gelisah ini adalah keadaan dimana seseorang merasa tidak tenang, dan selalu merasa khawatir. Rasa gelisah juga bisa timbul karena banyak sebab, misalnya kurang percaya diri, orang yang sehabis berbohong, demam panggung, rasa bersalah terhadap suatu hal atau kepada orang lain. Lucunya, perasaan gelisah ini tidak menutup kemungkinan untuk dirasakan oleh orang no.1 di Negara kita ini ya, ya beliau adalah Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudoyono (SBY) sekaligus menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.

Beginilah kegelisahan yang sedang dirasakan oleh Pak SBY ketika terkait belum selesainya kasus dugaan korupsi yang melibatkan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengaku dapat memahami kegelisahan Pak SBY sehingga berkomentar “Kita memahami kegelisahan yang dirasakan Pak SBY dan kegelisahan masyarakat. Namun kita punya hambatan real untuk menuntaskan perkara itu, termasuk soal keterbatasan penyidik. Ya walaupun setiap keterbatasan yang ada tidak boleh menjadi penghambat kerja kita,” ujar Abraham Samad, di Medan, Selasa (5/2).

Menurut Abraham, pihaknya masih bekerja untuk menuntaskan semua perkara korupsi yang saat ini ditangani KPK, termasuk kasus yang menyeret kader demokrat. Diakui Abraham, keberhasilan pihaknya menuntaskan sejumlah perkara korupsi di tanah air tidak lepas dari kerja sama dengan kejaksaan dan kepolisian. Karena lembaga yang dipimpinnya itu tidak memiliki infrastruktur yang besar seperti kejaksaan dan kepolisian yang mencakup hingga ke tingkat desa. “Mustahil KPK bisa memberantas korupsi di negara ini tanpa bantuan kejaksaan dan kepolisian,” imbuhnya.

Nahh.. dari fenomena diatas dapat kita ambil sebuah pelajaran bahwa rasa gelisah ini tidak dapat ditutupi ataupun dibatasi hanya untuk kalangan tertentu, buktinya seperti yang dapat kita baca diatas seorang presiden pun bisa merasakan yang namanya gelisah.

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2013/02/06/11194/abraham_pahami_kegelisahan_sby/#.UYE-Pkph0Rw

Harapan Generasi Muda untuk Suatu Bangsa

(Manusia dan Harapan)

Setiap manusia pastinya memiliki suatu harapan dalam kehidupannya, untuk dapat meraihnya di wajibkan untuk setiap individu memperjuangkannya hanyaberserah diri pada nasib. Namun jangan sampai menggunakan cara "licik" untuk menghalalkan segalanya karena kita hidup di dunia ini akan di pertanggung jawabkan kelak.

Negara kita merdeka dari penjajahan berkat pemimpin-pemimpin perjuangan pada waktu itu. Tidak mungkin Indonesia itu akan merdeka tanpa ada sosok pemimpin di dalamnya. Soekarno  dan Muhammad Hatta adalah sosok pemimpin yang bangsa ini kenal ketika memproklamasikan kemerdekaan negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan yang didambakan bangsa ini selama ratusan tahun, sehingga ketika proklamasi berkumandang maka rakyat dengan spontan dan siap sedia akan mempertahankan kemerdekaan yang telah mereka harapkan. Sehari sebelum proklamasi kemerdekaan terjadi, ada suatu peristiwa yang menjadi perhatian dan berperan penting dalam sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia, peristiwa tersebut adalah peristiwa Rengasdengklok. Dalam peristiwa tersebut sejumlah pemuda mengamankan Soekarno di daerah tersebut dan mendesak beliau untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Dengan desakan yang kuat dari para pemuda tersebut, maka keesokan harinya Soekarno akhirnya memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Dalam peristiwa itu sosok kaum-kaum muda atau yang pada waktu itu disebut dengan “golongan muda” yang berperan dalam pendesakan proklamasi kemerdekaan.

Sosok kaum muda dalam perjalanan bangsa ini memang begitu menjadi sebuah agen perubahan (agent of change) yang menentukan perjalan bangsa ini kedepannya. Disamping peristiwa proklamasi, kita juga harus ingat dengan peristiwa sumpah pemuda, peristiwa ’65, bahkan peristiwa gegap gempita reformasi dipimpin oleh kaum-kaum muda bangsa Indonesia. Begitu heroiknya para pemuda bangsa ini dalam memperjuangkan seluruh aspirasinya demi kemajuan bangsa dan negara. Tak heran ada sebuah pepatah “apabila ingin menghancurkan sebuah negeri, maka rusakanlah para pemudanya”, pepatah tersebut memberikan sebuah cerminan bahwa sosok pemuda-pemuda adalah pilar penting bagi keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Kekhawatiran terjadi apabila para generasi muda suatu bangsa telah rusak maka tunggulah kehancuran bangsa ini.

Jadi setelah apa yang diharapkan telah tercapai kita harus menjaganya dengan mengisi hari-hari dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak terdapat celah untuk dirusak oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

http://kem.ami.or.id/2011/09/generasi-muda-harapan-bangsa/
A.C. Milan